Warga Desa Babai, Petani rotan di kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah mengharapkan pemerintah pusat membuka kembali "kran" ekspor bahan baku rotan untuk membantu petani rotan di daerah tersebut.
"Dengan dibukanya kembali kran ekspor rotan itu, maka harga rotan di tingkat petani akan meningkat, dan masyarakat budidaya rotan di daerah ini dapat menikmati harga rotan seperti dulu," kata seorang pemilik kebun rotan Sugianor di desa Babai, Rabu.
Dia mengatakan, harga jual rotan per kuintalnya saat ini jauh turun dibandingkan sebelum pemberlakuan larangan ekspor rotan beberapa tahun lalu. Sebelumbya, harga rotan berkisar antara Rp210 ribu hingga Rp 240 ribu per kuintalnya, sedangkan saat ini hanya Rp150 ribu/kuintal, ucapnyaa.
Sugianor mengatakan, akibat turunnya harga jual rotan itu juga berimbas pada anjloknya perekonomian masyarakat, terutama para petani rotan di wilayah Kalteng khususnya di Barsel.
"Dalam satu hari seorang petani hanya mampu memotong rotan di kebun budidaya sebanyak 50 hingga 70 kg dan dengan anjloknya harga, tentu tidak mencukupi untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari," kkata dia.
Menurut dia, kalau kebun rotan tersebut milik petani itu sendiri. Kalau kebun rotannya yang dipotong itu milik orang lain, tentu hasilnya akan dibagi dua dengan pemilik kebun.
Padahal hasil rotan khususnya di Barsel melimpah dan kalau para pengusaha meubel menginginkan agar kebutuhan bahan baku mereka tercukupi dipersilahkan datang ke Kalimantan dan tidak perlu adanya pelarangan ekspor rotan.
"Pengusaha rotan Kalimantan siap menyediakan bahan baku rotan asalkan harganya sesuai dan tidak menyengsarakan masyarakat seperti sekarang ini.
Semoga pemerintah memberi jalan untuk para petani rotan di desa babai.
0 komentar:
Posting Komentar